Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I

Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I Bentang 25.6 M – Dalam proyek pembangunan suatu jembatan, sara umum serta lebih praktisnya untuk melakukan penyediaan Unit Pracertak gelagar adalah dengan cara membeli dari pabrik/produsen pracetak girder, dan disini Kami mencoba memberikan gambaran tentang metode pembuatan dan stressing Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 25 meter. sendiri di proyek.

Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I Bentang 25.6 M
Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I Bentang 25.6 M

Pembuatan Bekisting/Acuan

Bahan yang digunakan :
  • Mutiplek tebal 16 mm
  • Plat baja untuk acuan/cetakan
  • Kawat Baja
  • Balok kayu.
  • Paku
Bahan mutiplek yang dipakai harus memenuhi ketebalan yang disyaratkan agar pada pelaksanaan pengecoran beton berjalan lancar, dan permukaan dalam dilapisi dengan lilin untuk mengkasilkan permukaan yang halus.

Kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton terekspos. Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan harus dikirim ke direksi dan harus memperoleh persetujuan.

Acuan dapat dibuat dapat dari kayu atau pelat baja dengan sambungan dari adukan yang kedap air dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan. Acuan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat dibongkar tanpa merusak beton.

Gambar Belagar Bentang 25m 1
Gambar Belagar Bentang 25m 1

Baja Tulangan

Pemotongan dan pembengkokan baja tulangan menurut gambar dan standart detail, selanjutnya dipasang ditempat balok girder akan dibuat.
Spesifikasi Baja Tulangan yang digunakan;
  • Mutu Baja Tulangan BJTD-40/fy=400 Mpa (U-39)
  • Kecuali Besi Pengikat menggunakan U-24 /fy=240 Mpa
  • Selimut Beton Nominal = 30 mm

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Unit Pracetak

  • Membersihan lahan yang akan dijadikan tempat cetakan balok girder dan pemasanganan balok kayu / usuk ukuran 4/6 secara melintang, balok disusun dengan kerapatan antar balok ± 5 cm.
  • Memasang plywood atau multiplek dengan tebal minimal 16 mm di atas kayu usuk yang telah disusun, kemudian dipasang di ujung-ujung cetakan bawah tersebut.
  • Dilakukan pembesian tulangan untuk girder sesuai gambar rencana, pemotongan dan pembengkokan tulangan menggunakan bar cutter dan bending machine.
  • Pemasangan tulangan secara manual dilakukan langsung di dalam acuan/bekisting.
  • Pemasangan tendon secara langsung dipasang berbarengan dengan tulangan
  • Pemasangan selongsong, angkur dan grouth vent sedemikian rupa sehingga posisi tendon yang dihasilkan akan sesuai dengan posisi yang telah ditetapkan dalam gambar kerja. Setelah pembesian terpasang, mula- mula tulangan penyangga (Support bar). dipasang dengan mengikatnya (menggunakan kawat bendrat ) pada sengkang. Ketinggian / posisinya menurut profil kabel pada gambar kerja.
  • Jarak antara tulangan penyangga maximum 1 ( satu ) meter. Setelah tulangan penyangga terpasang dengan benar, selongsong dipasang diatas tulangan penyangga tersebut dan diikat dengan kawat bendrat (tying wire). Karena selongsong dipasok dengan panjang tertentu (biasanya dengan panjang per batang 4 meter), maka perlu dilakukan penyambungan.
  • Penyambungan selongsong menggunakan coupler berupa selongsong dengan diameter yang lebih besar. Pita perekat (masking tape) digunakan untuk menghindari masuknya air semen atau adukan beton ke dalam selongsong.
  • Grout vent dipasang pada lokasi-lokasi seperti pada gambar kerja, khusus pada daerah angkur mati tipe looped dan hubungannya dengan selongsong harus dibalut dengan pita perekat ( dencyl tape ) sedemikian sehingga tidak bocor. Anchorage Guides dipasang dengan posisi seperti yang ditentukan dalam gambar kerja, Bursting Steel dipasang pada posisi sebelum selongsong dihubungkan dengan anchorage guides, Selongsong yang masuk ke dalam anchorage guides harus rapi tidak boleh patah, kemudian dibalut dengan pita perekat ( masking tape) untuk menghindari masuknya air semen atau adukan beton ke dalam selubung
  • Dilakukan oiling pada cetakan besi samping, setelah oiling dirasa cukup kemudian dikerjakan pemasangan cetakan samping menggunakan baut dan dan stut.
  • Setelah cetakan terpasang dengan baik dan kuat, dilakukan penutupan bagian atas tulangan yang di-oiling tadi menggunakan semacam plastik.

Pengecoran Balok Girder

Mutu beton harus sesuai dengan spesifikasi untuk balok girder ini yang disyaratkan adalah
  • Mutu Beton : Min fc’= 41.5 Mpa (Kelas A)
  • Pada saat transfer kekuatan beton minimal 90%

Pada saat tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton ( seperti pipa atau selongsong ) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan selesai pengecoran.

  • Setelah semua sudah siap, langkah selanjutnya adalah dilakukan pengecoran dan digetarkan menggunakan vibrator agar didapatkan beton yang baik.
  • Beton hasil pengecoran kemudian ditutup menggunakan semacam plastik atau terpal di bagian atas dan samping.
  • Setelah beton menggeras, langkah selajutnya pembukaan cetakan/bekisting.
  • Besi-besi tulangan yang mencuat keluar dari beton ditutupi menggunakan plastic.
Peralatan yang digunakan: 
  • Concrete Vibrator
  • Concrete Pump
  • Truck Mixer
  • Batching Plant
  • Alat bantu lainnya

Pelaksanaan Stressing Balok Gelagar

Mutu beton harus sesuai dengan spesifikasi untuk balok girder yang disyaratkan. Pada saat tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton ( seperti pipa atau selongsong )
a. Peralatan yang digunakan adalah:
– Hydraulic Jack Pump
– Hydraulic
– Grout Pump,
– Alat bantu lainnya.
b. Kabel Prategang Mengacu pada Standard ASTM A 416-85 Grade 270 dengan ketentuan:
– Tipe : 7 wire lox relaxation
– Diameter nominal : 12.7 mm (0.5’)
– Luas nominal : 98 mm2 (0.5’)
– Kuat leleh : 1670 Mpa
– Kuat tarik : 1870 Mpa
– Maksimum relaksasi setelah 1000 jam : 2.5%
– Gaya Penarikan (JACKING FORCE) : 75% UTS
– Modulus Elastisitas Nominal : 195000 Mpa
c. Tendon Mengacu pada Standard ASTM A 416-85 Grade 270 dengan ketentuan:

 

Pemasangan Baja Prategang (strand)

Strand dipotong denga n panjang yang telah memperhitungkan panjang penarikan dan pengangkutan. Strand akan dimasukan kedalam selongsong. Pemotong strand menggunakan gurinda pemotong (disc cutter dan cutting plate)

Penarikan Kabel ( stessing )

Gambar Belagar Bentang 25m 2
Gambar Belagar Bentang 25m 2

Sebelum pelaksanaan penarikan kabel dilaksanakan, “proposal stressing “ yang meliputi perhitungan perpanjangan (extension), penentuan besarnya gaya penarikan (jacking force) serta pembacaan tekanan (jacking prossure) akan diajukan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari pihak direksi / konsultan pengawas. Stressing baru dapat dilaksanakan apabila mutu beton telah mencapai kekuatan awal yang disyaratkan.

– Setting anchor block.
– Dilakukan stressing menggunakan mesin stressing pada strand yang telah dimasukan ke tendon sebelumnya.

Stressing dilakukan mengikuti gaya (jacking foece) yang telah ditentukan perencana atau yang tertuang dalam gambar kerja. Gaya pada saat Stressing dikontrol dengan membaca tekanan pada sistim hidrolik dan mengukur perpanjangan kabel yang terjadi. Pencatatan perpanjang kabel dilakukan dilakukan pada setiap kenaikan tekanan 1000 psi. perpanjangan yang terjadi di bandingkan dengan perhitungan teoritis yang telah disiapkan sebelumnya (selisih antara pengukuran dan hasil perhitungan yang wajar adalah lebih kurang 10 %)

Pekerjaan Grouting

Setelah hasil stressing mendapat persetujuan dari pihak direksi pekerjaan atau direksi teknis, maka pekerjaan grouting baru dapat dilaksanakan. Awal dari pekerjaan grouting adalah pemotongan kabel baja prategang (strand) yang berada pada angkur hidup. Strand yang lebih dipotong minimum 3 cm dari tepi luar baji (jaws).

Selanjutnya ancor block dengan strand yang telah dipotong ditutup dengan adukan semen dan pasir untuk mencegah bocornya bahan grouting dari sela-sela strand, (dilakukan pathching). Setelah adukan patching keras, maka pekerjaan grouting dapat dilaksanakan

– Patching dan grouting, grouting dilakukan pada salah satu ujung pipa tendon sampai grouting keluar pada ujung pipa lainnya.
– Cetakan pada penutup tendon dipasang.
– Dilakukan pengecoran pada bagian ujung tendon untuk menutup ujung tendon tersebut

Adukan grouting terdiri dari campuran semen, air bersih dan groud admixture. Pada pelaksanaan pekerjaan grouting, semen, air dan admixture diaduk dengan menggunakan Mixer, kemudian dipompakan kedalam selongsong dengan Grout Pump. Bahan grouting di pompakan masuk melalui grout inlet dan setelah cairan grout keluar pada grout vent (grout outlet) maka kemudian grout outlet dan grout inlet ditutup dengan cara mengikat dengan kawat, dan pekerjaan grouting selesai. Setelah beton mengeras, cetakan dibuka.

Baca Juga:

Metode Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tpe I

Leave a Comment