Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik

Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik – Kamis Putih adalah hari Kamis sebelum Paskah, pada Hari Raya Pekan Suci ini umat Kristen mempunyai tradisi memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin oleh Yesus.

Hari ini, Kamis 1 April 2021, adalah salah satu hari terpenting dalam kalender Gereja. Ini adalah hari pertama dari hari raya Paskah, yang dimulai pada pukul 6 sore, dan berlangsung 7 hari. Hari Kamis Putih ini juga disebut Kamis Suci.[bahasa Inggris: Holy Thursday].

Ritual Perjamuan Malam setelah ini pada setiap misa atau kebaktian diperingati sebagai perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Pada misa malam ini, pastur juga mencuci kaki umat sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridnya dalam perjamuan terakhir, pelayanan Yesus di dunia sebelum kematian-Nya.

Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik
Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik

Dasar Teologi

Pelayanan Kamis Putih secara tradisional dan menyejarah dapat mengenangkan kita pada peristiwa-peristiwa di mana Yesus mendekati masa-masa kematian-Nya. Peristiwa-peristiwa yang sangat kaya makna dan penting.

Ini adalah pengenangan pada perempuan yang meminyaki Yesus dengan parfum dari buli-buli dan mengusapnya dengan rambutnya.

Ini juga pengenangan akan perjamuan malam yang dilakukan Yesus, akhir masa Yesus berbagi roti dengan para murid.

Ini adalah tanda dari keteladanan Yesus yang mereka semua pengikutnya menyebutnya pelayan. dan ini juga pengenangan akan pengkianatan yang dilakukan Petrus dan juga Yudas.

Ibadah Kamis Putih adalah pelayanan doa, menggambarkan peran Yesus yang telah datang ke dunia membawa terang, terang yang segera padam.

Pelayanan ini memiliki sebuah karunia sebagai garis luarnya sebagai sebuah lingkaran; terang [cahaya]-pelayanan-Perjamuan Kudus-pelayanan-terang.

Terang Allah adalah terang dari penciptaan dan terang Kristus. Di dalam terang Kristus kita menemukan sebuah pesan, “Melayani”!

Pembasuhan Kaki dalam Kamis Putih

Perintah untuk melakukan pembasuhan kaki ini hanya terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam Injil sinoptik [Matius, Markus, dan Lukas] lainnya.

Kaki adalah bagian yang kotor dalam tubuh manusia. Kaki manusia menginjak debu tanah. Pembasuhan merupakan sebuah bentuk dari simbolisasi tata gerak. Kegiatan membasuh kaki adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh orang Yahudi pada zaman Yesus.

Proses pembasuhan kaki itu biasanya dilakukan oleh bawahan terhadap atasan. Dalam dunia Yunani, pembasuhan kaki adalah hal yang hina, yang biasa dilakukan oleh budak.

Namun yang istimewa di sini, pembasuhan kaki ini dilakukan oleh Yesus yang adalah Guru kepada murid-muridnya. Yesus melakukan sebuah ritual yang biasa dilakukan dengan cara yang tidak berbeda.

Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak layak dilakukan oleh seorang Guru. Tata gerak membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.

Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Guru kepada murid-Nya. Tata gerak membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.

Tindakan Yesus membasuh kaki merupakan tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah.

Penyerahan diri yang dimaksudkan adalah penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk membersihkan orang lain.

Pembasuhan kaki yang Yesus lakukan juga menyimbolkan kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi hamba yang mau melayani orang yang hina sekalipun.

Sebutan Kamis Putih yang berbeda di berbagai negara.

Penggunaan nama-nama “Maundy Thursday”, “Holy Thursday” dan yang lainnya berbeda-beda di tempat-tempat yang berbeda pula. Yang menjadi pertimbangan dan memengaruhi ‘nama-nama’ itu adalah budaya setempat terkait geografis dan kesepakatan saja.

Di Inggris jelas dipakai “Maundy Thursday” , namun jarang dipakai pada konteks Irlandia dan Skotlandia. Biasanya umat juga menghitungnya berdasarkan teknik kalender setempat.

Gereja Anglikan memakai nama “Maundy Thursday” dalam buku tata ibadahnya, dan menganggap nama “Holy Thursday” nama alternatif untuk Hari Kenaikan.

Tetapi di luar tata ibadah resminya, Jemaat Anglikan kadang-kadang memakai nama “Holy Thursday” diperuntukkan hari sebelum Jumat Agung.

Gereja Katolik Roma, bahkan di negara-negara dengan “Maundy Thursday” menjadi nama di undang-undangnya, menggunakan nama “Holy Thursday” dalam Buku Ibadah resmi bahasa Inggris ; tetapi, kecuali dalam teks-teks ini, Umat Katolik Roma kadang-kadang memakai “Maundy Thursday”, khususnya di Inggris.

Persekutuan Gereja Metodis menggunakan nama “Holy Thursday!” di dalamnya Ibadahnya, tetapi dalam sumber resmi, ini digunakan baik “Maundy Thursday” dan “Holy Thursday”. Kedua nama itu digunakan oleh denominasi Kristen sama seperti itu, termasuk Gereja Luteran atau porsi Gereja Reformasi.

Gereja Presbiterian menggunakan sebutan “Maundy Thursday” untuk menunjukkan hari yang kudus dalam sumber resminya. Dalam Gereja Ortodoks Timur, nama untuk hari suci, dalam Ritus Bizantine, “Great and Holy Thursday” atau “Holy Thursday”, dan di Ritus Gereja Barat “Maundy Thursday”, “Holy Thursday” atau keduanya.

Gereja Koptik Ortodoks menggunakan nama “Maundy Thursday” and “Covenant Thursday” untuk hari suci. Dalam Gereja Maronite dan Gereja Ortodoks Siria, “Thursday of Mysteries” atau Kamis Misteri. “Maundy Thursday” adalah nama resmi dalam undang-undang dari Inggris dan Filipina.

Bacaan Kamis Putih, 1 April 2021

  • Pagi, Yes. 61:1-3a,6a,8b-9;
    Mzm. 89:21-22,25,27;
    Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21.
    BcO Yer. 20:7-18
  • Sore, Kel. 12:1-8,11-14;
    Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18;
    1Kor. 11:23-26;
    Yoh. 13:1-15.
    Warna Liturgi Ungu atauPutih

Panduan Misa Kamis Putih

Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik
Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik

RITUS PEMBUKA

 
1. Komentar Pembuka
Bapak, Ibu, saudara/i yang terkasih dalam Kristus.
Pada hari Kamis Putih ini, Gereja; kita semua menemani Yesus menuju Bukit Zaitun: ini merupakan keinginan otentik Gereja dalam doa untuk berjaga bersama Yesus, tidak untuk meninggalkan Dia dalam kegelapan dunia, pada malam pengkhianatan dan malam keacuhan dari sekian banyak orang. Dalam Prosesi Kamis Putih ini kita hendak menemani Yesus dalam kesendirian-Nya menuju jalan penderitaan dan salib. Pemberian diri Yesus yang sehabis-habisnya dilambangkan dalam Upacara Pembasuhan Kaki para rasul. Melalui iman, kita menghayati Ekaristi sebagai misteri yang intim. Tuhan menginstitusikan Sakramen ini di Ruang Atas, dikelilingi oleh keluarga baru-Nya, 12 rasul, sebuah prefigurasi dan antisipasi akan Gereja di sepanjang zaman. Sebuah perjamuan perpisahan sentimentil yang hari ini kita rayakan sebagai perjamuan syukur karena telah diselamatkan oleh Tuhan dan dijadikan kudus. Dengan bersatu dalam Ekaristi yang Tuhan Wariskan kepada Gereja, kita membangun hubungan yang intim dan personal dengan Tuhan sendiri setelah itu kita keluar untuk saling melayani dengan penuh kasih.
Marilah kita sekarang bangkit berdiri seraya mengarahkan hati kepada Tuhan dan bersama-sama mengawali perayaan persaudaraan ini dengan menyanyikan lagu pembuka.
2. Lagu Pembuka
3. Tanda Salib dan Salam
4. Kata Pembuka dan Ajakan Tobat
5. Tuhan Kasihanilah Kami
6. Madah Kemuliaan
(Lonceng Gereja dibunyikan; sesudah itu semua bunyi-bunyian tidak ada lagi sampai malam paskah waktu kemuliaan).
 
7. Doa pembuka
Imam : Marilah berdoa:
Ya Allah, Engkau mengumpulkan kami dalam perjamuan kudus ini. Dalam perjamuan itu, Putera Tunggal-Mu yang akan menyerahkan diri kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimbah kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,  Allah, sepanjang segala masa.
Umat : Amin.

LITURGI SABDA

 
1. Bacaan I: (Keluaran 12:1-8.11-14)
2. Mazmur Tanggapan
3. Bacaan II: (I Korintus 11:23-26)
4. Bait Pengantar Injil
5. Bacaan Injil: (Yohanes 13:1-15)
6. Homili
7. Pembasuhan kaki
Imam menanggalkan kasula, menghampiri tiap-tiap orang, dan dengan bantuan para pelayan, ia membasuh kaki mereka serta menyekanya. Sementara itu dapat diiringi lagu-lagu yang sesuai.
 
7. Doa Umat
Imam : Dengan membasuh kaki para murid-Nya, Yesus telah memberikan perintah baru agar kita saling melayani dan saling mencintai. Marilah kita berdoa kepada Bapa agar dapat melaksanakan perintah baru itu dengan sepenuh hati.
P. Bagi Sri Paus, para Uskup dan para Imam:
Semoga Sri Paus dan Uskup kami, serta para Imam dapat melakukan tugas penggembalaan mereka dengan rendah hati seperti Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Marilah kita mohon ….
P. Bagi para pemimpin masyarakat:
Semoga para pemimpin masyarakat selalu mendasari tugas pelayanannya dengan sabda Yesus sendiri untuk saling melayani satu sama lain demi keselamatan bersama. Marilah kita mohon ….
P. Bagi orang-orang yang menderita:
Semoga keteladanan Kristus dalam mengasihi para murid-Nya menggugah setiap orang untuk terlibat dalam memberi pertolongan dan kasih bagi orang-orang yang sedang menderita. Marilah kita mohon ….
P. Bagi  kita di sekitar altar ini:
Semoga kami semua pada hari ini memperbaharui niat untuk saling mengasihi dan bekerja sama dalam keluarga kami masing-masing sehingga nilai hidup kristiani keluarga kami terpancar pula di dalam kehidupan bermasyarakat. Marilah kita mohon ….
Imam : Ya Allah, Bapa Maha pengasih, dengarkanlah permohonan kami. Semoga kami belajar sabar dan rela berkorban bagi sesama seperti Yesus Kristus, Tuhan kami.
Umat : Amin.

LITURGI EKARISTI

 
1. Lagu Persiapan Persembahan
2. Doa Persiapan Persembahan
Imam : Allah Bapa yang Mahakudus, ingatlah kiranya akan perjanjian-Mu dengan kami pada saat kami bersyukur kepada-Mu atas Yesus, Putra kesayangan-Mu yang telah mengorbankan diri bagi kami, agar dapat menjadi rezeki kehidupan bagi seluruh dunia dan segala zaman. Sebab Dialah Tuhan dan penganantara kami
Umat : Amin.
3. Prefasi: Kurban dan Sakramen Kristus (Prefasi Ekaristi II)
Sungguh layak dan benar,
pantas dan menyelamatkan,
bahwa kami selalu dan di mana pun
bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal:
dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
Dia, Imam yang sejati dan abadi,
dengan menetapkan bentuk kurban yang kekal, menjadi yang pertama yang telah
mempersembahkan diri kepada-Mu
sebagai kurban keselamatan; dan kami diperintahkan oleh-Nya untuk mempersembahkan kurban ini sebagai
kenangan akan Dia.
Dengan menyambut Tubuh-Nya
yang telah dikurbankan bagi kami,
kami dikuatkan. Dengan minum Darah-Nya yang telah ditumpahkan bagi kami,
kami dibersihkan.
Dari sebab itu, bersama para Malaikat dan Malaikat Agung, bersama Singgasana dan Kekuasaan, serta seluruh Laskar Surgawi,
kami melagukan madah kemuliaan bagi-Mu, dengan tak henti-hentinya berseru:
4. Kudus
5. Doa Syukur Agung I
6. Bapa Kami
7. Doa Damai
Imam : Yesus pernah bersabda, “Perintah baru Kuberikan kepadamu, supaya kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu”. Maka marilah kita mohon kepada-Nya:
Tuhan Yesus Kristus, ….
8. Anak Domba Allah
9. Komuni
10. Antifon Komuni
Inilah tubuh-Ku, yang dikurbankan bagimu. Inilah piala Perjanjian Baru dalam darah-Ku. Setiap kali kamu menyambutnya, lakukanlah untuk mengenangkan Daku.
11. Doa sesudah Komuni
Imam : Marilah berdoa:
Allah yang mahakuasa, dalam hidup di dunia ini kami dikuatkan oleh perjamuan Putra-Mu. Semoga kami layak untuk turut menikmati perjamuan abadi di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Umat : Amin.
Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik
Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik

PEMINDAHAN SAKRAMEN MAHAKUDUS

Setelah Doa sesudah Komuni, sambil berdiri, imam mengisi pedupaan dan memberkatinya. Lalu, sambil berlutut ia mendupai Sakramen Mahakudus tiga kali. Kemudian imam mengenakan velum berwarna putih di atas bahunya, berdiri, menyelubungi sibori dengan ujung-ujung velum dan mengangkatnya. Lalu dimulailah perarakan. Dengan disemarakkan lentera dan kepulan asap dupa, Sakramen Mahakudus diarak melintasi Gereja menuju tempat penyimpanan yang disiapkan di bagian lain dari gedung Gereja.
Urutan perarakan:
Ajuda pembawa salib.
Ajuda pembawa lilin (mengapit ajuda pembawa salib).
Kedua Belas Rasul.
Ajuda pembawa lonceng kayu.
Ajuda pembawa ukup
Imam selebran pembawa Sakramen Mahakudus.
 
Sementara perarakan berlangsung, koor dan umat bernyanyi bersama lagu “Mari Kita Puji Kristus” (Yub. No. 468). Setelah tiba di tempat pentakhtaan Sakramen Mahakudus, sibori diletakkan dan imam mendupai Sakramen Mahakudus. Umat menyanyikan lagu “Tantum Ergo” / “Sakramen Seagung Ini”.
Sakramen seagung ini, kusembah dan kupuji
Cara lama telah ganti, telah diperbaharui
Iman yang menolong budi, indra tak mencukupi
Yang berputra serta putra, dipujilah bersama, Salam sembah dan kuasa, serta hormat pada-Nya, Yang timbul dari duanya, pujaanNya setara. Amin
Imam: Engkau telah memberi kami Roti surgawi.
Umat: Yang mengandung segala kesegaran.
Imam: Marilah berdoa:
Ya Tuhan, Engkau telah meninggalkan kenangan akan kesengsaraan-Mu dalam sakramen yang mengagumkan ini. Kami mohon, semoga kami dapat menghormati Tubuh dan Darah Putera-Mu sedemikian, sehingga kami dapat selalu menikmati buah dari penebusan-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
Setelah berdoa sejenak dalam hati, imam dan para putra altar berlutut, lalu kembali ke sakristi. Sesudah itu altar dikosongkan dan adorasi bergilir dimulai sesuai jadwal yang telah diatur.

Baca Juga:

Sekian informasi seputar Makna Perayaan Kamis Putih dan Panduan Misa Bagi Umat Katolik. Semoga bermanfaat. Salam.

Leave a Comment