Download Buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) Baru Produksi Terbit 2022 – Kardinal Suharyo Luncurkan “Buku Tata Perayaan Ekaristi” Baru untuk Gereja Katolik Indonesia, Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), me-launching buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) baru untuk Gereja Katolik Indonesia, di Gedung Penerbit dan Toko Rohani OBOR, Jakarta, 7 Mei 2021. Adapun buku TPE yang di-launching ini adalah buku untuk imam yang memimpin ekaristi.

Dari Kiri ke Kanan: Romo John Rusae (Sekretaris Komlit KWI), Mgr. Agustinus Agus (Uskup Agung Pontianak), Mgr. Silvester San (Uskup Denpasar), Ignatius Kardinal Suharyo (Uskup KAJ/Ketua KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC (Uskup Bandung/Sekjend KWI), dan Romo F. X Sutanto (Direktur Peberbit dan Toko Rohani OBOR)
Turut hadir dalam acara ini, antara lain, Dewan Moneter KWI, yakni Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, dan Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San; Sekjend KWI, yang juga Uskup Bandung dan Ketua Perkumpulan Rohani OBOR, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC; Sekretaris Komisi Liturgi KWI, Romo John Rusae; dan Direktur Penerbit dan Toko Rohani OBOR, F.X Susanto.
Sementara hadir secara daring lewat zoom meet, antara lain, Ketua Komisi Liturgi, yang juga Uskup Banjarmasin, Mgr. Petrus Bodeng Timang, para ketua komisi liturgi keuskupan-keuskupan di Indonesia, para imam, biarawan/ti, dan sejumlah umat.
Kardinal Suharyo, yang juga Uskup Agung Jakarta, mengatakan, Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Liturgi dan Penerbit Rohani OBOR menghadirkan buku TPE baru ini sebagai sarana agar merayakan Ekaristi dengan baik.

Tata Perayaan Ekaristi
Semangat aggiornamento Konsili Vatikan II membawa pembaruan yang tiada henti namun tetap berkesinambungan. Hal yang baru bukan meniadakan hal yang lama, namun memaknainya dengan lebih pas dengan zamannya. Mengapa? Karena Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama Umat Allah yang tersusun secara hierarkis demi Gereja Universal, Gereja Partikular dan setiap orang beriman. Ekaristi adalah pusat seluruh kehidupan kristiani yang di dalamnya terletak puncak karya Allah menguduskan dunia dan puncak karya manusia memuliakan Bapa lewat Kristus, Putra Allah dalam Roh Kudus (PUMR, No. 16).
Tiga tahun setelah TPE 2005 berbahasa Indonesia diterbitkan, Paus Benediktus XVI melakukan pembaruan dan penyempurnaan kembali Missale Romanum. Apakah kita kembali harus mengubah TPE lagi? Kapan mau dimulai karena “yang lama” itu kan baru terbit tiga tahun? Semangat aggiornamento harus tetap mewarnai peziarahan Gereja di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat.
Para ahli liturgi dan bahasa kembali dilibatkan oleh Komisi Liturgi KWI untuk menerjemahkan Missale Romanum menjadi Misale Romawi berbahasa Indonesia secara lengkap. Bertahun-tahun pekerjaan besar ini digarap bersama. Tak kunjung selesai karena rumitnya proses penerjemahan, yang bukan hanya melibatkan ahli-ahli liturgi dan bahasa di Indonesia, namun juga harus melibatkan pihak terkait di Vatikan sana.
Di tengah kebuntuan itu rupanya Tuhan membuka jalan baru melalui Paus Fransiskus yang terpilih menggantikan Paus Benediktus XVI pada 2013. Pada 3 September 2017 ia menerbitkan Surat Apostolik berbentuk Motu Proprio dengan judul Magnum Principium.
Magnum Principium menjadi landasan untuk melakukan amandemen atas Kanon 838 KHK 1983, yang mengalihkan tanggung jawab dan wewenang kepada konferensi para uskup setempat dalam penerjemahan teks-teks liturgi ke dalam bahasa setempat. Hal ini sekaligus mengurangi peran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen demi terwujudnya pengambilan keputusan bersama antara gereja-gereja lokal dan Roma.
Para Uskup Indonesia merespon positif Magnum Principium untuk menyiapkan Misale Romawi berbahasa Indonesia secara lengkap. Dimulai dengan pembaruan atas TPE dengan mengacu pada Ordo Missae dari Missale Romanum 2008.
Babak pertama dari proyek ini boleh dikatakan selesai dengan terbitnya TPE 2020 yang baru saja di-launching oleh Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua KWI, pada Jumat 7 Mei 2021, di Gedung OBOR. Boleh dikatakan ini merupakan TPE berbahasa Indonesia edisi ke-3 yang menggantikan TPE 2005 dan TPE 1979.
Para Imam Wajib Menghafal Hal Baru Lagi
Setiap perubahan otomatis membawa harapan dan tantangan baru. Terjemahan baru TPE yang mengacu pada Ordo Missae yang diperbarui, otomatis melahirkan banyak perubahan pada kata-kata, tata bahasa, susunan kalimat aktif-pasif, bertambah dan berkurangnya bagian-bagian tertentu, dan sebagainya.
Dalam kata pengantar pada Promulgasi TPE 2020, para Bapa Uskup mengajak semua pihak untuk melihat perubahan ini dalam semangat kebersamaan untuk memelihara keagungan Ekaristi dalam pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya (bdk. SC No 10).
Sebagian besar perubahan akan dengan mudah dipraktikkan karena ada panduan rubrik yang amat membantu. Teks-teks pun tinggal dibaca mengikuti apa yang tertulis.
Namun, tugas berat bagi para imam tentu menghafal rumusan-rumusan baru yang sepantasnya tidak sekadar dibaca dari buku TPE. Misalnya, rumusan doa sebelum dan sesudah injil, saat mengunjukkan roti dan anggur, saat menuangkan anggur dan sedikit air, saat membungkuk di depan persembahan, saat membasuh tangan, saat mengucapkan doa konsekrasi, dan sebagainya.
INFO dan PEMESANAN BUKU
- Harga: Rp.180.000,-
Download Buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE)
- Gambaran Umum TPE 2020 Komlit KWI Final
- Tipe file PDF
- Jumlah halaman: 17
Password: www.betantt.com – Cara Download dan Isi Password
Source: